Perjalanan ini
Adalah ziarah cinta
nan abadi
Dalam pekatnya kabut
menantang pandang
Dalam derasnya hujan
tercurah menerpa
Dalam pekatnya malam
melilit kesendirian
Perjalanan ini
Adalah pertarungan jiwa
merebut kemenangan
Memeluk seonggokan
kesetiaan menanti
Membingkai seuntaian
harapan yang terus bernyala
Memantul bisikan kalbu
pasti teraih
Dekapan kasih yang
terus mengalir
Kabut ini pekat menentang
Hujan ini deras
menerjang
Angin ini kencang
menerpa
Dingin ini tajam
menerobos
Kesendirian lilit memasung
Tak akan bendung
langkahku terus menapak
Taka akan surut gelora
jiwaku terus bertarung
Taka aka gentar semangatku
terus berkobar
Tak akan memudar sinar
cinta yang terus benderang
Pada kabut yang pekat
menentang
Kulihat lambaian
cintamu membelah
Menuntun mersah
langkahku mengayun
Pada curahan hujan yang
menerjang
Kurasakan teduhan
kesetiaanmu memayung
Pada sela-sela angin
yang menerjang
Kudengar pekikan
dukunganmu menggelegar
Dalam dingin yang tajam
menerobos
Kurasakan dekapan
kemesraanmu menghangat
Dalam kesendirian yang
memasung
Kurasakan tanganmu
hatimu mesrah memegang pundak
Berbisik tak pernah
jauh dariku
Perjalanan ini
Menuju
dirimu,....dirimu
Satu dalam Juang
Merebut medali cinta
nan abadi
Mengalung sepanjang
Ziarah
(Kisah
Perjalanan Watu Lanur-Ruteng, 14
Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar