Pada setangkai mawar yang kutanam
Dengan telapak tangan cinta dan cangkul sepenuh hati
Terus kusiram tanpa lelah
Di siang bolong dan malam yang jauh
Kurawat dengan segenap jiwa
Kusiram dengan air mata kala ditinggalkan
Di musim kering
Kugadai separuh hati kala layu terancam
Kupetik di akhir musim tiba
Dengan luka tangan tergores duri
Lantas kau merampas dari tangan yang terbalut luka
Lalu kau hiasi meja perjamuanmu
Harumkan namamu pada segenap tamu
Pesta di akhir tahun,
(Lereng Bukit, 29 Maret 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar