Kamis, 28 Februari 2013

DEKAPAN MEMORI

Malam ini kian menyepi
Angin lereng bukit desir berhembus
membangunkan rindu yang terlelap
Dalam dekapan memori berlalu

Kau yang di sana....
Masihkah  kau ingat
Janji kita menyatu di bibir pantai
Tangan kita berjabat erat enggan melepas
Mata kita beradu enggan berkedip
Bibir kita bungkam seribu kata

Ingatkah kau kala itu
seirama langkah kita berderap
menghitung batu-batu kering
terisisa dari lumatan gelombang terpias
di pantai senjanya sebuah kisah

Kau yang kini jauh
masih angin malam ini
menerpamu sama seperti ku di sini
di teras gubuk bambuku
lereng bukit.

Kau...
yang didalam dekapan memori
bangunlah...... marilah kita
kembali mengulang.....
kanangan itu
di bawah sinar rembulan
di atas pasir putih
duduk menulis dengan guratan jari
hati kita berkata tetang rasa....

Rabu, 20 Februari 2013

MENGAPA

Mengapa
Rintik-rintik kerinduan ini
Terus berguyur membasahi jiwa
Menggigil sepanjang tapak ziarah
Menggetar kasih yang terus menetes

Mengapa
Sinar matamu terus merayu
Menerobos lubuk hati
Yang bisu menyimpan namamu

Haruskah aku pergi?
Ataukah tetap di sini
Merenda rindu yang terus mengharu
Memandang birunya laut …menghempas dahaga
Tak setitik air terteguk

Is…….gadisku
Semoga kau pun tahu
Kerinduan ini
Sinar matamu
Kan abadi
Menemani jiwa yang terus berkelana

Rabu, 30 Januari 2013

BULAN PURNAMA

Purnamamu hadir lagi
Membangunkan hatiku yang terlelap dalam kerinduan
Menyinari jiwaku yang bergelora dalam asmara
Lembut memanggilku berkelana
Setia menemaniku menerawang ….

Kau purnamaku
Sindah raut wajahmu mempeso hatiku yang hilang
Mengembara entah sampai kapan

Dalam semilir bayu yang mendesir
Kubisikan satu dari seribu kata tak terucap
Kutitipkan satu dari sekian bening impian menggetar
Kuakui satu ketulusan
Pada purnamamu yang menerobos jiwaku
Kulihat wajah kekasih yang jauh di pulau

Is.....
Mari memandang bulan purnama
sindah purnama wajahmu
yang selalu kurindu

Ruteng, 30 Januari 2012. 1: 52

Selasa, 29 Januari 2013

AKU MENANTIMU


Kasih,,,,,
Kau datang kala hatiku merana
Dalam kesendirian terkapar….
Kau hadir kala dahagaku mengering
Dalam sumber kasih yang enggan mengalir
Kau gapai lambaian jiwaku yang mengapung
Dalam samudra kepedihan bergelora

Kasih……
Bawalah…
Bawalah kesendirianku bersamamu
Biar ada canda dan tawa
Mengalun bersama  aliran kasih dirimu diriku
Menopang  jiwaku dalam kepasrahan

Kasih……
Aku di sini…..
Debar  menyambutmu  dengan segenggam cinta
Tegar menantang kepedihan menikam jiwa
Teguh melangkah  bersamamu kala fajar
Kokoh diatas puing reruntuhan hati terluka

Kasih ….
Aku akan bangkit ...
Berdiri….
Berjalan….
Berlari …
Meninggalkan pedih dan perih


Kasih …..
Ijinkanlah aku bercumbu denganmu
Dalam mimpi malam ini
Kan kuceritakan esok hari
Satu dari seribu keceriaan yang kugapai
Sepenggal dari sebait gelora asmara
Segengam dari segudang bulir-bulir bernas terungkap

Kasih….
Aku menantimu

DI PEMBARINGAN INI


Di pembaringan ini
Kupandang tubuh lemah lunglai
Terkapar dalam rintihan perih
Bergetar menggigil kedinginan
Terbalut lembar-lembar selimut menggulung
Terhempas dalam kepasrahan  menyerah.

Di pembaringan ini
Kuhitung detik-detik yang datang dan pergi
Kutatap pantulan mentari pagi menerobos candela kamar
Kudengar gertap tapak pergi dan kembali
Kudengar sorak dan sorai kanak-kanak bernyanyi
Kudengar deru kendaraan melintas….

Di pembaringan ini
Kukeluh pada kaki tak mampu berdiri melangkah
Kukesah pada tangan yang tak mampu meraih
Kuratapi janji yang terpaka  kuingkari
Dalam beribu rencana tak terjalankan.


Di pebaringan ini
Kudamba datangnya keceriaan segera
Kurindu belaian kasih membopongku bangkit berdiri
Menggendongku ke taman depan rumah
Menikmati ribuan kembang aneka warna
Dan kutitpkan ketakberdayaan
Dalam semerbak wewangian kembang melangit
Membalut kekujur tubuh letih menyegar…..


(dalam sakitku Ujung Agutus 2012)

Senin, 28 Januari 2013

DI UJUNG DOAKU


Di ujung doaku malam ini
Tertumpah setetes penyesalan
Tertabur segenggam resah
Tergores seonggokan duka yang tersayat...
Jatuh berderai bersama helaan napas yang terhembus.

Diujung doaku malam ini
Kusadari
Kerinduan kan abadi
Menyatu dalam guratan jiwa
Memeluk bayang-bayang tak teraih
Sepanjang kelana

Lewat semilir angin malam
Di lereng bukit
Kutitip  untaian kenangan  bersamamu
Tentang pergulatan jiwa 
Di ujung kebun...
Pada pematang sawah.....
Dalam gubuk bambu....
Di bawah sinar bulan purnama.....

Dalam detak jantung
Berdentang hasrat kembali bersatu
Menapak sepanjang kelana
Menggenggam untaian petuah tertanam
Mekar dalam semangat yang terus bergelora

Ku tahu
Kau pergi .......
Kala kudatang membawa sekuntum mawar
Kau diam membisu.......
Takala Kudendangkan balada cinta
Kau pulas terlelap .....
Kala kupekikan kemenangan perjuangan

Diujung doa malam ini
Kurangkai puisi ikrarku bulat
Melukis wajahmu pada selembar senyum
Memahat jejak  pada dinding kalbu
Mengobarkan jiwamu dalam gelora juang
Membangkitkan ragamu kembali
Dalam lakon pentas Ziarah
Aku ada bersamamu
Sepanjang jalan kelana
Menunju puncak bukit mentari.

Sabtu, 26 Januari 2013

MERAJUT MIMPI


Malam hening kian larut
Menghibur jiwaku dalam kesendirian
Di bilik bambu, beratap alang-alang
Merayu hati meretas langit-langit 
Suram diterpa cahaya lampu pelita
Kehabisan minyak.....

Sesaat kutengadah terbang besama kepulan asap
Mengapit keping-keping angan yang terus bergelora
Melintasi ngarai tantangan yang curam dan terjal
Menuruni bukit dan gunung impian
Mendaki lembah tapak-tapak berlalu.

Semilir angin samudera ladang  bakti
Menerpa jiwa terus maju dan maju
Memperkokoh kepakan sayap ....menerobos awan kelabu
Mengejar naluri jiwa teguh berziarah....

Beb...beb...beb...!!!!!
Lampu pelitaku menyisahkan nyala yang terakhir
Menghentikan mimpiku yang belum sampai
Aku bangkit dan berdiri dari mimpiku yang jauh berekalana
Berbaring di samping kekasihku yang pulas terlelap

Sepotong selimut kumal menyatu hati
Kudekap erat...erat...dan erat...
Kubelai rambut yang menyibak
 
Kunikmati wajah cahaya bulan purnama
 
Kukecup kening lembut mesrah
Kasih....mimpiku ..mimpimu kan sampai
Bersama datangnya sinar mentari esok pagi....

(Nekang –Ruteng, Senin 20 Agustus 2012)