Senin, 28 Januari 2013

DI UJUNG DOAKU


Di ujung doaku malam ini
Tertumpah setetes penyesalan
Tertabur segenggam resah
Tergores seonggokan duka yang tersayat...
Jatuh berderai bersama helaan napas yang terhembus.

Diujung doaku malam ini
Kusadari
Kerinduan kan abadi
Menyatu dalam guratan jiwa
Memeluk bayang-bayang tak teraih
Sepanjang kelana

Lewat semilir angin malam
Di lereng bukit
Kutitip  untaian kenangan  bersamamu
Tentang pergulatan jiwa 
Di ujung kebun...
Pada pematang sawah.....
Dalam gubuk bambu....
Di bawah sinar bulan purnama.....

Dalam detak jantung
Berdentang hasrat kembali bersatu
Menapak sepanjang kelana
Menggenggam untaian petuah tertanam
Mekar dalam semangat yang terus bergelora

Ku tahu
Kau pergi .......
Kala kudatang membawa sekuntum mawar
Kau diam membisu.......
Takala Kudendangkan balada cinta
Kau pulas terlelap .....
Kala kupekikan kemenangan perjuangan

Diujung doa malam ini
Kurangkai puisi ikrarku bulat
Melukis wajahmu pada selembar senyum
Memahat jejak  pada dinding kalbu
Mengobarkan jiwamu dalam gelora juang
Membangkitkan ragamu kembali
Dalam lakon pentas Ziarah
Aku ada bersamamu
Sepanjang jalan kelana
Menunju puncak bukit mentari.

1 komentar:

senandung mutiara kalbu mengatakan...

Setiap orang yang telah mengalami kehilangan orang tua seperti saya pasti pernah merasakan bagaimana mengeng kembali kebersamaa dengan Bapa /mama yang telah tiada. betapapu kerinduan tuk mengulangnya kembali itu hanyalah bayang-bayang tak teraih. yang bisa dilakukan tumpahkan semua rasa dalam doa dan bisikan kalbu.