Kamis, 27 Juni 2013
Selasa, 25 Juni 2013
PUISI LANGIT MENERANGKAN KISAH
Puisi langit menerangkan kisah hati,
Di antara taburan bintang,
Di terangi cahaya rembulan,
Aku tergambar dalam kisah ini,
Jauh di ufuk barat ada penggalan kisah,
Kisah laut yang mulai pasang,
Sapuan ombaknya keras menghujam karang,
Aku jua tergambar di kisah ini,
Pada tiang layar terlukis berbagai kisah,
Kala camar melepas lelah,
Kepak sayapnya yang sudah lelah dan lemah,
Aku ikut tergambar dalam kisah ini,
Aku ada dalam segala kisah dan cerita,
Aku harus bisa merangkum semuanya jadi satu jiwa,
Lalu menuangkan nya kembali dalam bait-bait puisi,
Sebelum kisah itu benar-benar berakhir dan terbuang.
- o'manis -
Diambil dari group "Puisi-puisi Indah Kita Semua" yang diupload pada tanggal 25 Juni 2013. Saya telah meminta kepada Penulisnya dan disetujui tanpa menghilangkan identitas penulis "- o'manis- tertera di akhir puisi.
Rabu, 19 Juni 2013
JALANKU JALANMU
Jangan-jangan kau abaikan kata yang terucap
Jangan-jangan kau tambahkan kata yang tak pernah ada
Hatiku…hatimu……memang berbeda
Ziarahku..ziarahmu bukan satu tujuan
Yang ada cumalah kata tuk saling percaya
Yang ada cumalah harapan tuk terus berjalan
Pada jalanmu
Pada jalanku
Jangan-jangan kau benarkan dirimu sendiri
Jangan-jangan kau salahkan diriku ini
Aku adalah kelana terasing
Dari dunia karbitan gemerlap terjanji
Jangan-jangan kau tambahkan kata yang tak pernah ada
Hatiku…hatimu……memang berbeda
Ziarahku..ziarahmu bukan satu tujuan
Yang ada cumalah kata tuk saling percaya
Yang ada cumalah harapan tuk terus berjalan
Pada jalanmu
Pada jalanku
Jangan-jangan kau benarkan dirimu sendiri
Jangan-jangan kau salahkan diriku ini
Aku adalah kelana terasing
Dari dunia karbitan gemerlap terjanji
WAJAH MNGUNDANG GUNDAH
Kau yang di sana
Mengapa hadir kala
hati bersembunyi dalam keremangan
Mengapa intai jiwa yang
lagi menyepi di malam bisu
Mengapa bangunkan memori biru yang terlelap dalam angan
Mengapa pancarkan
secercah sinar pengharapan
Pada wajah yang mengundag gundah
Kau yang di sana
Bangun dan marilah sama melangkah
Menuju tepian hasrat kuat mengulang
Kisah kasih terpatri
Pada loh hati yang tak pernah tebas terbuang
Walau tergilas waktu yang datang dan pergi
Kau wajah yang membangkitkan nama.
Haruskah gelora jiwa ini
terus menderu
Meretas dinding-dinding
kembara tak bertepi
Menghapus tapak-tapak ziarah tak berujung
Menggema sayup-sayup suara merayu kembali terulang
Kau …..
Wajah yang mengundang gundah
Haruskah Getar-getar jiwa
terus menggetir
Membingkai hati di
balik wajah beradu tatap
Kau …….
Wajah mengundang
gundah
Biarkan abadi memori biru
Berlagu merdu merindu
Bergema gaung memantul
Antara dinding hatiku…hatimu
Jumat, 07 Juni 2013
HUJAN SENJA HARI
Hujan, hujan..hujan
Mengapa terus dan terus kau tumpahkan
Tangisan mega berselimutkan gelap gulita
Butir-butir air mata Nirwana
Menindih kedinginan di lereng bukit
Halilintar….ah halilintar
Mengapa kau pekikkan gemuruh yang menggelegar
Membangunkan puncak-puncak bukit yang terengah-engah
Menadah aliran langit meleleh
Mengapa kau kobarkan keperkasaan pedang berkilau
Menyambar dari pucuk ke pucuk pohon tertunduk pasrah
Memikul butir-butir hujan siang hingga senja
Hujan bersekutu dengan halilintar
Merenggut indahnya
merah jingga kaki langit senja ini
Membisu kicauan camar
kecil bernyanyi
Berdendang pada pucuk-pucuk
gelombang
Dalam semarak keremangan senja ini
Hujan …halilintar
Bersekutu senja ini
Merampas gelora jiwaku di senja ini
Membatalkan janji
Memaduh kasih dalam bilik bambu lereng bukit
(Hujan lebat senja hari , 07 Juni 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)