Minggu, 06 Januari 2013

KOPDIT AMAN SELAYANG PANDANG



 
KOPERASI KREDIT AYO MANDIRI  (KOPDIT AMAN)
SELAYANG PANDANG
Oleh : Fransiskus Kalis laja, S.Fil.

Pendahuluan
Tidak terasa hari ini Kopdit AMAN mencapai anggota 1.700 orang, dengan modal 1.3 milyard. Penyebaran anggota pun meliputi 3 kabupaten 9 Kecamatan dan 36 desa dan telah memiliki 43 kelompok tabungan, kelompok pelayanan bulanan. Telah memiliki sebuah kantor pelayanan walaupun kontrak, memiliki 8 orang karyawan, dan.... telah menerapkan managemen pengelolaan keuangan yang profesional dengan menggunakan sistem Komputerisasi Koperasi Kredit (Sikopdit) . Kini Kopdit AMAN telah mampu bersaing di tingkat Lokal  Puskopdit Manggarai dan sedang memulai bersaing dalam kancah gerakan Koperasi Kredit Indonesia tingkat Nasional. Akankah kopdit AMAN mempunyai nama di Inkopdit Jakarta sebagai salah satu dari Ratusan Kopdit di Indonesia ????  Jawabannya ada pada semangat untuk terus memandirikan masyarakat di mana Kopdit AMAN berkiprah.
Sebentar lagi Kopdit AMAN akan menjadi milik semua anggota, karena anggotalah yang akan membautnya jadi besar, kuat dan terpercaya dalam lembaga keuangan publik. Penginisiatif, pendiri, penggerak awal akan pelan-pelan hilang dari panggung pikiran anggota yang setiap bulan bahkan setiap minggu bertambah tak terrencanakan asal usul, latar belakang dan tujuan pribadi mereka. Sebelum Penginisiatif, pendiri, penggerak awal mulai dilupakan baiklah kalau tulisan ini penting untuk dipublikasikan agar semua pengurus dan pengawas serta pengelola di hari-hari yang akan datang mengetahui bagaimana awalnya Kopdit AMAN lahir di Bumi Congka Sae ini.
Semangat Awal.
Pengalaman pertemuan saya dengan Yayasan Ayo Indonesia bulan Desember tahun 2007 dimana saya diminta untuk memfasilitasi Evaluasi Dampak  Program Yayasan Ayo Indonesia, saya menganggap menjadi titik awal mulainya kopdit AMAN. Tanggal 20 Desember 2007 bertempat di Wae Lengkas, kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai, semua peserta Evaluasi yang berasal dari wakil 16 desa dampingan Yayasan Ayo Indonesia bersepakat untuk mendirikan sebuah Koperasi berbadan Hukum yang dapat menjadi payung  semua UBSP / kelompok tabungan dampingan Yayasan Ayo Indonesia yang saat itu berjumlah kurang lebih 87 UBSP dengan jumlah anggota 1.200 orang dengan modal sebesar Rp. 1,2 milyard.  Kepada Yayasan Ayo Indonesia Forum Rapat Evaluasi menyerahkan mandat agar pikiran ini perlu diwujudnyatakan demi melindungi Anggota dan Modal yang sudah terhimpun pada masyarakat dampingan sejumlah seperti tersebut di atas.
            Perjalanan waktu dan kesibukan para Staf Yayasan Ayo Indonesia sejak tanggal 20 Desember tahun 2007  itu membuat ide ini hanya sebatas wacana dan tenggelam selama kurang lebih 3 tahun. Saya sebagai fasilitator kembali ke Larantuka – Flores Timur dan terus belajar berrsama Kopdit IKAMALA - Larantuka. Saya belajar dengan bekerja sebagai pengurus, pengawas di Kopdit IKAMALA bahkan sebagai pengelola sebelum menyerahkannya pada Manager IKAMALA. Kontak dengan Yayasan Ayo Indonesia mengenai ide Koperasi yang sempat direncanakan itu pun hilang. Saya hampir lupa kalau saya pernah memfasilitasi Evaluasi Dampak Program Yayasan Ayo Indonesia.
            Pada tanggal 11 Januari 2010 saya resmi bekerja di Yayasan Ayo Indonesia setelah diskusi dengan Pak Tarsi Hurmali  via  telpon pada tanggal 03 Januari 2010, dimana Pa Tarsi menginfromasikan bahwa ada lowongan pekerjaan dalam Divisi Infrastruktur Pedesaan di Yayasan Ayo Indonesia ;  urus jalan raya  kerja sama dengan Swiss.  Dengan sepucuk surat Kontrak kerja beralaku 1 tahun saat itu saya mulai menjadi Staf Yayasan Ayo Indonesia bagian Jalan Pedesaan. Pertama-tama saya berkeliling ke beberapa desa seperti Paan Waru, Golo Lebo , Legurlay, Haju Ngendong, Kelurahan Golo wangkung, desa Nkiong Dora dan desa Golo Tolang di Manggarai Timur. Saya juga ke desa Lale dan desa Wae sano kecamatan Sano Nggoang di Manggarai Barat dan juga ke desa Renda di kabupaten Manggarai. Perjalanan ini untuk mempersiapkan pelaksanaan program Jalan Desa secara swadaya Gotong Royong yang menjadi tugas saya.
            Sambil menyelam minum air saya memantau bagaimana semangat masyarakat manggarai tentang koperasi Kredit, khususnya dimana saya pergi dan menginap. Hasil pantauan ini menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat manggarai di mana saya pergi tidak tahu apa itu Koperasi Kredit. Hal inilah yang mendorong saya untuk mulai menghembuskan angin baru bagi Yayasan Ayo Indonesia. Saya mulai diskusi kecil-kecil dengan teman-teman staf Yayasan Ayo Indonesia yang secara kelembagaan mempunyai tugas pokok berkaitan dengan Koperasi Kredit ini. Pada sela-sela isitrahat saya mulai memperhatikan data dinding di kantor Ayo Indonesia tentang jumlah kelompok UBSP, yang dilaporkan berkembang dari bulan ke bulan. Anggota selalu dilaporkan bertambah, modal pun semakin bertambah, dan... jumlah kelompok UBSP pun bertambah. Hal ini membangkitkan semangat saya untuk memproyeksikan bahwa kalau saja ide tahun 2007 itu betul dilaksanakan maka semua UBSP itu telah menjadi kekuatan yang besar menjadi sebuah Koperasi Kredit yang dimulai Yayasan Ayo Indonesia.
            Suatu sore menjelang pulang saya bersama Pa Petrus Ngganggus (Etus) yang adalah atasan langsung saya dalam program Jalan Raya di Ayo indonesia duduk-duduk ,  mengisap rokok di ruang kerjanya sambil bernostalgia tentang pengalaman pertemuan kami di Bina Swadaya Jakarta Oktober 1997. Mulai dari cerita ringan soal teman-teman alumnus pelatihan Managemen Pengembangan Swadaya Masyarakat yang kami  ikuti saat itu, meluas sampai mendiskusikan tentang keberadaan kami berdua  di Yayasan Ayo Indonesia.  Sebagai seorang yang mempunyai perhatian khusus dan menyatu dengan Gerakan Koperasi Kredit bertahun-tahun saya mengangkat topik tentang data UBSP dampingan Yayasan Ayo Indonesia itu kepada pa Etus. Entah berupa dukungan atau larangan Pa Etus tegas mengatakan bahwa data UBSP tersebut tidak perlu didiskusikan karena tidak nyata dan tidak realistis..... beberapa argumen disampaikan pa Etus untuk meyakinkan saya tentang tidak nyata dan tidak realistisnya data itu. Akhir diskusi informal ini pa Etus mengusulkan kalau saya berminat untuk mulai mengembangkan koperasi kredit seperti ketika saya di Larantuka pada Kopdit IKAMALA mulailan tanpa harus mendasarkan gerakan pada data yang ada pada dinding Kantor Yayasan Ayo Indonesia itu.
            Perjalan waktu pun berlalu tiga bulan, program jalan resmi dimulai 1 maret 2010 dan saya sibuk untuk mendiskusikan berbagai kesepaktan kontrak kerja sama dengan beberapa desa yang siap bekerja menggali jalan Raya secara swadaya bulan Maret itu.
            Dinginnya malam di Mano di mana saya kost  saat itu membuat saya tidak segera tidur, sering mengelamun dan membayangkan kalau saja saya diberi kesempatan saya akan memfasilitasi teman-teman Staf Yayasan Ayo Indonesia untuk mulai mengembangkan Koperasi kredit di Manggarai dalam semangat dan spiritualitas Pemberdayaan ala Yayasan Ayo Indonesia.  Lamunan saya ditemani  laptopku yang syarat dengan file-file tentang koperasi kredit IKAMALA, beberapa tulisan tentang Koperasi dan beberapa materi seminar dan lokakayra yang pernah saya bawakan berkaitan dengan Penguatan ekonomi rakyat di Flores timur.  Kenangan di Flores Timur yang dibangkitkan dengan berbagai tulisan tersebut membuat saya melewati malam yang dingin dengan penuh kehangatan sampai tak sadar tidur menjelang pagi.
Waktu terus berlalu setiap hari, setiap malam bahkan tak terasa minggu pun berlalu semangat Koperasi Kredit kini bersemi lagi, dan mendorong saya untuk memberanikan diri agar hal ini menjadi topik diskusi baik informal maupun formal ketika bertemu dengan Staf Yayasn Ayo Indonesia entah di kantor, di rumah atau di mana saja.  Beberapa teman yang saya diskusikan sangat antusias dan ingin memulai, beberapa teman yang nampaknya dingin-dingin saja bahkan beberapa teman yang menyampaikan tidak mungkin bisa dimulai karena berbagai alasan. Saya akhirnya memahami tanggapan yang berfariasi ini karena berbagai kesibukan harian dengan berbagai fokus kerja di Ayo Indonesia. Kepada teman-teman  yang antusias saya memfokuskan diskusi dan strategi awal yang bisa dimulai. Semakin hari diskusi kecil ini semakin intens dan semakin mendesak untuk mulai apa pun tantangannya.
            Dengan semangat pertemanan,  “ide Koperasi ini”   akhirnya saya diskusikan dengan pa Tarsi Hurmali, pimpinan Ayo  Indonesia, dalam situasi informal pada awal Maret 2010. Pa Tarsi menyampaikan bahwa ide itu sudah berkali-kali dibahas dan telah ada Staf yang dipercayakan untuk memulainya jauh sebelum saya memfasilitasi Evaluasi tahun 2007. Hasilnya belum jadi juga karena mungkin belum serius dalam pelaksanaannya.  Pernyataan pa Tarsi ini seakan mendorong saya untuk mengatakan saya bisa memulainya pa Tarsi yang penting diberi kuasa untuk itu. Tapi saya tidak mengungkapkannya karena soal perasaan sebagai orang baru di Yayasan Ayo Indonesia. Dengan penuh keyakinan akan kebenaran pernyataan pa Tarsi itu,  saya  menyampaikan pokok puikiran seputar kekuatan dan potensi yang ada pada Yayasan Ayo Indonesia untuk memulai Kopdit ini. Dengan sedikit politis saya menyampaikan kepada pa Tarsi mungkin baik kalau hal ini didiskusikan kembali bersama teman-teman Staf Ayo. Saya akan sharingkan pengalaman saya di IKAMALA kalau pertemuan itu terjadi. Kepada pa Tarsi saat itu saya menyampaikan keseriusan saya  kalau saja saya diberi kesempatan untuk memulai gerakan Kopdit dalam wadah Yayasan  Ayo Indonesia.  
Suatu rahmat dan berkat bagi saya bahwa pa Tarsi memberikan kesempatan untuk mempresentasikan gagasan ini dalam Rapat Staf Yayasan Ayo Indonesia pada akhir Maret 2010.  Waktu yang diberikan hanya  satu jam awalnya ternyata diberikan lagi satu hari berikutnya untuk menjelaskan hal teknis bagaimana memulai dalam Spritualitas Yayasan Ayo Indonesia dengan tujuan awal menguatkan UBSP yang telah ada. Akhir presentasi ini  seluruh Staf Yayasan Ayo Indonesia bersepakat untu segera mendirikan sebuah Koperasi sebagai bagian dari Strategi Pemberdayaan kelompok Dampingan Yayasan Ayo Indonesia.  Pendirian Koperasi ini direncankan terjadi pada saat  RAT Kospin Ayo Indonesia bulan April 2010.  Sekali lagi Forum rapat Staf memandatkan saya untuk mempersiapkan segala hal dan final sebelum RAT Kospin Ayo berlangsung. Saya ingat waktunya dalam tempo 17 hari. Saya mulai menyusun rancangan, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan tahun awal pendirian dan lain sebagainya. Tuhan selalu membimbing kemauan baik setiap orang apalagi kemauan banyak orang yang tergabung dalam wadah pelayanan seperti Yayasan Ayo Indonesia. Semua hal saya selesaikan sesuai dengan waktu yang diberikan yakni pada tanggal 17 April 2010.
Koperasi ini  Namanya AMAN.
Jujur saya akui, di antara berbagai persiapan yang dipercayakan Staf Yayasan Ayo Indonesia, soal “Nama” adalah persiapan yang paling sulit dan membutuhkan permenungan khusus. Spiritualitas, identitas, kejiwaaan, aktualisasi diri dan obsesi bertarung dalam menenutkan nama. Tanggal 15 Maret 2010 dalam sebuah permenungan “apa arti sebuah nama” saya mulai menggoreskan beberapa akronim untuk nama kopdit ini. Beberapa nama sempat berperang dalam batin dan pikiran saya, namun pada akhirnya saya memutuskan satu di antara nama yang sempat diorek pada kertas HVS saat itu dalah “AMAN” dari kata ajakan “Ayo Mandiri”
Nama ini bukan tanpa beban dan pergulatan batin karena pernah ada nama yang persis sama dalam dunia pergerakan rakyat di Flores beberapa tahun silam yang difasilitasi LSM advokasi saat itu. AMAN : Alianasi Masyarakat Adat Nasional.  Namun tetap hati saya memutuskan untuk menamakan kopdit ini  “AMAN”.  Saya pun menyususn beberapa argumen untuk mempertahankan nama ini kalau didiskusikan bersama dengan Staf Ayo.
Pertama, kata Ayo adalah identitas Yayasan Ayo Indonesia. Mandiri adalah inti perjuangan Yayasan Ayo Indonesia di tengah masyarakat pedesaan di mana ia bekerja. AMAN adalah tujuan bersama semua umat manusia di bawah kolong langit ini. Koperasi atau lembaga apa saja hanyalah sebuah tempat atau wadah dimana orang mewujudkan dirinya sebagai manusia. Rasa AMAN adalah tujuan semua orang yang tergabung dalam sebuah wadah. Kemandirian dalam kebersamaan adalah pilihan orang melalui wadah di mana ia mengikatkan diri.  Atas dasar filosofi inilah saya sekali lagi memutuskan memakai nama AMAN untuk Koperasi ini.
Kedua, pertimbangan sosial. Jujur saya katakan saya ingin memperkenalkan diri kepada masyarakat Manggarai sebagai salah seorang penggerak Koperasi Kredit yang berpengalaman bertahun tahun di kabupaten lain. Namun sebagai orang baru tentu akan banyak kesulitan kalau memulai seorang diri dan tanpa berada dalam lembaga yang terkenal. Ayo Indonesia adalah tempat yang sungguh strategis bagi saya untuk memperkenalkan diri karena lembaga ini sudah lama terkenal di Manggarai. Andaikata Forum saat itu mempertanyakan nama ini pasti alasan ini tidak saya kemukakan. Karena ini alasan kemanusiaan saya yang sangat pribadi. Tentu tulisan ini adalah sebuah pengumuman yang wajar diungkapkan saat ini karena saya telah membuktikannya.
SMS  dan pembabtisan AMAN, ....
Pergulatan dalam batin soal nama didamaikan oleh alarn HP  di samping laptop saya dimana saya menuangkan semua gagasan persiapan Koperasi ini. Seakan terjadi gencatan senjata dalam pergolakan batin soal nama ini. Saya mengangkat HP, membukanya dan satu pesan masuk. “Mat malam Kae,..sedang apa...”  terbaca tulisan SMS tersebut dari Pa Fidelis Wandur, yang dikirimnya untuk pertama kali bagi saya di malam yang jauh seperti saat itu. Biasanya ia tidak pernah kirim jauh malam karena pada saat itu jam telah menjukkan 21.54 menit. Dengan penuh semangat saya langsung balas’ “malam juga Ite,... sedang merumuskan nama kopdit yang akan kita dirikan... saya menamakannya Kopdit AMAN e.. “Ayo Mandiri”. Dengan segera saya kirim balas ke pa Fidelis. Tidak lama berselang bunyi alarn terulang kembali, “Mantap kae....”  tulisannya pendek. Dan.... bagi saya inilah kekuatan saya untuk sekali lagi mengatasi pergolakan batin membulatkan tekat namanya kopdit ini AMAN. SMS pa Fidelis mengakhiri semua pergulatan batin dan seakan pembabtisan “AMAN” menjadi nama Koperasi yang akan didirikan.
Deklarasi Kopdit AMAN : 19 April 2010.
Saya yakin sekali persiapan yang baik, entah apa saja termasuk mempresentasikan gagasan pada sebuh forum dengan berbagai varisasi pikiran memungkinkan kita untuk percaya diri bahwa segala hal yang akan terjadi berhasil dengan baik kita lewatkan dan tujuan kita tercapai. Dengan sejumlah rancangan yang penuh keseriusan saya meyakinkan diri bahwa semua peserta Lokakarya dalam forum RAT Kospin Ayo akan menerima rancangan yang saya buat dengan beberapa koreksi kritis sesuai dengan kondisi dampingan Ayo Indonesia.
Lokakarya pembahasan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan tahun awal pendirian Kopdit AMAN terjadi pada tanggal 17 s/d 18 April 2010 bertempat di Kantor II Yayasan Ayo Indonesia Depan Radio Lumen Wae Palo Ruteng. Lokakaya diawali dengan RAT Kospin Ayo Indonesia sekaligus pembubaran Kospin Ayo Indonesia.
Semua Staf Ayo serius dan kritis mengikuti pembahasan rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Kopdit AMAN yang draftnya telah saya siapkan. Hasil penyempurnaan draft ini langsung ditetapakn sebagai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Kopdit AMAN  sebagai pendasaran legalitas pendiriannya yang dideklarasikan pada tanggal 19 April 2010.
Anggota awal adalah anggota Kospin Ayo Indonesia sebagai pendiri, sementara saya sendiri sebagai fasilitator walaupun bukan anggota Kospin Ayo juga menjadi pendiri pada saat itu. Kepengurusan langsung dipilih dan langsung mengusulkan diri ke forum sebagai pelaksana atau  manager. Seluruh kelengkapan administrasi pendirian diselesaikan dan ditandatangani bersama-sama.
Tanggal 19 April 2010 menjadi hari bersejarah dalam kopdit AMAN. yang adalah Kopditnya rakyat Manggarai berbasis pedesaan dalam semangat kemandirian dampingan Yayasan Ayo Indonesia.
§     Fransiskus Kalis Laja,S.Fil


§     Ketua Koperasi Kredit “WESA WELA”  Koperasi/UBSP Staf  Yayasan Wahana Mandiri  (WTM)- paga Maumere,  Juni 1996 – Desember 1998.
§     Fasilitator Pelatihan Managemen Keuangan Koperasi kredit : Pada Yayasan WTM – Paga pada tahun 1996 s/d 1999.
§     Sekretaris Pengurus Kopdit IKAMALA- Larantuka : Maret  1999 s/d  Februari  2004.
§     Ketua Pengawas Kopdit IKAMALA : Maret  2004 s/d  Februari  2006.
§     Ketua pengawas Kopdit IKAMALA :  Maret 2006 s/d Februari 2009.
§     Fasilitator Pelatihan Managemen Keuangan Koperasi Kredit pada Yayasan SATUNAMA – Larantuka : 1999 s/d 2006.
§     Kabid Pengembangan Organisasi DEKOPINDA Kab. Flotim : 2004 s/d 2009.
§     Konsultan managemn pengembangan Koperasi Kredit di Pedesaan  Kabuapten Flores Timur : 2006 s/d 2009.
§     Konsultan Managemen Pengembangan Koperasi Pesisir Dinas Kelautan Kabupaten Flores Timur tahun 2007 s/d 2008
§     Manager Koperasi Kredit AYO MANDIRI : 2010 sampai sekarang.

2 komentar:

senandung mutiara kalbu mengatakan...

Tulisan ini dibuat pada bulan Maret 2012 dimana semua Staf Yayasan Ayo Indonesi diwajibkan untuk menulis pengalaman apa saja dalam keberadaan dalam Yayasan.

Anonim mengatakan...

mantap.....boz, selamat beraktivitas