|
SELAYANG PANDANG
Oleh : Fransiskus Kalis laja, S.Fil.
Pendahuluan
Tidak terasa hari ini Kopdit
AMAN mencapai anggota 1.700 orang, dengan modal 1.3 milyard. Penyebaran anggota
pun meliputi 3 kabupaten 9 Kecamatan dan 36 desa dan telah memiliki 43 kelompok
tabungan, kelompok pelayanan bulanan. Telah memiliki sebuah kantor pelayanan
walaupun kontrak, memiliki 8 orang karyawan, dan.... telah menerapkan managemen
pengelolaan keuangan yang profesional dengan menggunakan sistem Komputerisasi
Koperasi Kredit (Sikopdit) . Kini Kopdit AMAN telah mampu bersaing di tingkat
Lokal Puskopdit Manggarai dan sedang
memulai bersaing dalam kancah gerakan Koperasi Kredit Indonesia tingkat
Nasional. Akankah kopdit AMAN mempunyai nama di Inkopdit Jakarta sebagai salah
satu dari Ratusan Kopdit di Indonesia ????
Jawabannya ada pada semangat untuk terus memandirikan masyarakat di mana
Kopdit AMAN berkiprah.
Sebentar lagi Kopdit AMAN akan
menjadi milik semua anggota, karena anggotalah yang akan membautnya jadi besar,
kuat dan terpercaya dalam lembaga keuangan publik. Penginisiatif, pendiri,
penggerak awal akan pelan-pelan hilang dari panggung pikiran anggota yang
setiap bulan bahkan setiap minggu bertambah tak terrencanakan asal usul, latar
belakang dan tujuan pribadi mereka. Sebelum Penginisiatif, pendiri, penggerak
awal mulai dilupakan baiklah kalau tulisan ini penting untuk dipublikasikan
agar semua pengurus dan pengawas serta pengelola di hari-hari yang akan datang
mengetahui bagaimana awalnya Kopdit AMAN lahir di Bumi Congka Sae ini.
Semangat Awal.
Pengalaman pertemuan saya dengan
Yayasan Ayo Indonesia bulan Desember tahun 2007 dimana saya diminta untuk
memfasilitasi Evaluasi Dampak Program
Yayasan Ayo Indonesia, saya menganggap menjadi titik awal mulainya kopdit AMAN.
Tanggal 20 Desember 2007 bertempat di Wae Lengkas, kecamatan Langke Rembong
Kabupaten Manggarai, semua peserta Evaluasi yang berasal dari wakil 16 desa
dampingan Yayasan Ayo Indonesia bersepakat untuk mendirikan sebuah Koperasi
berbadan Hukum yang dapat menjadi payung semua UBSP / kelompok tabungan dampingan Yayasan
Ayo Indonesia yang saat itu berjumlah kurang lebih 87 UBSP dengan jumlah
anggota 1.200 orang dengan modal sebesar Rp. 1,2 milyard. Kepada Yayasan Ayo Indonesia Forum Rapat
Evaluasi menyerahkan mandat agar pikiran ini perlu diwujudnyatakan demi
melindungi Anggota dan Modal yang sudah terhimpun pada masyarakat dampingan
sejumlah seperti tersebut di atas.
Perjalanan
waktu dan kesibukan para Staf Yayasan Ayo Indonesia sejak tanggal 20 Desember
tahun 2007 itu membuat ide ini hanya
sebatas wacana dan tenggelam selama kurang lebih 3 tahun. Saya sebagai
fasilitator kembali ke Larantuka – Flores Timur dan terus belajar berrsama
Kopdit IKAMALA - Larantuka. Saya belajar dengan bekerja sebagai pengurus,
pengawas di Kopdit IKAMALA bahkan sebagai pengelola sebelum menyerahkannya pada
Manager IKAMALA. Kontak dengan Yayasan Ayo Indonesia mengenai ide Koperasi yang
sempat direncanakan itu pun hilang. Saya hampir lupa kalau saya pernah
memfasilitasi Evaluasi Dampak Program Yayasan Ayo Indonesia.
Pada
tanggal 11 Januari 2010 saya resmi bekerja di Yayasan Ayo Indonesia setelah
diskusi dengan Pak Tarsi Hurmali via telpon pada tanggal 03 Januari 2010, dimana Pa
Tarsi menginfromasikan bahwa ada lowongan pekerjaan dalam Divisi Infrastruktur
Pedesaan di Yayasan Ayo Indonesia ; urus
jalan raya kerja sama dengan Swiss. Dengan sepucuk surat Kontrak kerja beralaku 1
tahun saat itu saya mulai menjadi Staf Yayasan Ayo Indonesia bagian Jalan
Pedesaan. Pertama-tama saya berkeliling ke beberapa desa seperti Paan Waru,
Golo Lebo , Legurlay, Haju Ngendong, Kelurahan Golo wangkung, desa Nkiong Dora
dan desa Golo Tolang di Manggarai Timur. Saya juga ke desa Lale dan desa Wae
sano kecamatan Sano Nggoang di Manggarai Barat dan juga ke desa Renda di
kabupaten Manggarai. Perjalanan ini untuk mempersiapkan pelaksanaan program
Jalan Desa secara swadaya Gotong Royong yang menjadi tugas saya.
Sambil
menyelam minum air saya memantau bagaimana semangat masyarakat manggarai tentang
koperasi Kredit, khususnya dimana saya pergi dan menginap. Hasil pantauan ini
menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat manggarai di mana saya pergi tidak
tahu apa itu Koperasi Kredit. Hal inilah yang mendorong saya untuk mulai
menghembuskan angin baru bagi Yayasan Ayo Indonesia. Saya mulai diskusi
kecil-kecil dengan teman-teman staf Yayasan Ayo Indonesia yang secara
kelembagaan mempunyai tugas pokok berkaitan dengan Koperasi Kredit ini. Pada
sela-sela isitrahat saya mulai memperhatikan data dinding di kantor Ayo
Indonesia tentang jumlah kelompok UBSP, yang dilaporkan berkembang dari bulan
ke bulan. Anggota selalu dilaporkan bertambah, modal pun semakin bertambah,
dan... jumlah kelompok UBSP pun bertambah. Hal ini membangkitkan semangat saya
untuk memproyeksikan bahwa kalau saja ide tahun 2007 itu betul dilaksanakan
maka semua UBSP itu telah menjadi kekuatan yang besar menjadi sebuah Koperasi
Kredit yang dimulai Yayasan Ayo Indonesia.
Suatu
sore menjelang pulang saya bersama Pa Petrus Ngganggus (Etus) yang adalah
atasan langsung saya dalam program Jalan Raya di Ayo indonesia duduk-duduk , mengisap rokok di ruang kerjanya sambil
bernostalgia tentang pengalaman pertemuan kami di Bina Swadaya Jakarta Oktober
1997. Mulai dari cerita ringan soal teman-teman alumnus pelatihan Managemen
Pengembangan Swadaya Masyarakat yang kami ikuti saat itu, meluas sampai mendiskusikan
tentang keberadaan kami berdua di
Yayasan Ayo Indonesia. Sebagai seorang
yang mempunyai perhatian khusus dan menyatu dengan Gerakan Koperasi Kredit
bertahun-tahun saya mengangkat topik tentang data UBSP dampingan Yayasan Ayo
Indonesia itu kepada pa Etus. Entah berupa dukungan atau larangan Pa Etus tegas
mengatakan bahwa data UBSP tersebut tidak perlu didiskusikan karena tidak nyata
dan tidak realistis..... beberapa argumen disampaikan pa Etus untuk meyakinkan
saya tentang tidak nyata dan tidak realistisnya data itu. Akhir diskusi
informal ini pa Etus mengusulkan kalau saya berminat untuk mulai mengembangkan
koperasi kredit seperti ketika saya di Larantuka pada Kopdit IKAMALA mulailan
tanpa harus mendasarkan gerakan pada data yang ada pada dinding Kantor Yayasan
Ayo Indonesia itu.
Perjalan
waktu pun berlalu tiga bulan, program jalan resmi dimulai 1 maret 2010 dan saya
sibuk untuk mendiskusikan berbagai kesepaktan kontrak kerja sama dengan
beberapa desa yang siap bekerja menggali jalan Raya secara swadaya bulan Maret
itu.
Dinginnya
malam di Mano di mana saya kost saat itu
membuat saya tidak segera tidur, sering mengelamun dan membayangkan kalau saja
saya diberi kesempatan saya akan memfasilitasi teman-teman Staf Yayasan Ayo
Indonesia untuk mulai mengembangkan Koperasi kredit di Manggarai dalam semangat
dan spiritualitas Pemberdayaan ala Yayasan Ayo Indonesia. Lamunan saya ditemani laptopku yang syarat dengan file-file tentang
koperasi kredit IKAMALA, beberapa tulisan tentang Koperasi dan beberapa materi seminar
dan lokakayra yang pernah saya bawakan berkaitan dengan Penguatan ekonomi
rakyat di Flores timur. Kenangan di
Flores Timur yang dibangkitkan dengan berbagai tulisan tersebut membuat saya
melewati malam yang dingin dengan penuh kehangatan sampai tak sadar tidur
menjelang pagi.
Waktu terus berlalu setiap hari,
setiap malam bahkan tak terasa minggu pun berlalu semangat Koperasi Kredit kini
bersemi lagi, dan mendorong saya untuk memberanikan diri agar hal ini menjadi
topik diskusi baik informal maupun formal ketika bertemu dengan Staf Yayasn Ayo
Indonesia entah di kantor, di rumah atau di mana saja. Beberapa teman yang saya diskusikan sangat
antusias dan ingin memulai, beberapa teman yang nampaknya dingin-dingin saja
bahkan beberapa teman yang menyampaikan tidak mungkin bisa dimulai karena
berbagai alasan. Saya akhirnya memahami tanggapan yang berfariasi ini karena
berbagai kesibukan harian dengan berbagai fokus kerja di Ayo Indonesia. Kepada
teman-teman yang antusias saya
memfokuskan diskusi dan strategi awal yang bisa dimulai. Semakin hari diskusi
kecil ini semakin intens dan semakin mendesak untuk mulai apa pun tantangannya.
Dengan
semangat pertemanan, “ide Koperasi ini” akhirnya saya diskusikan dengan pa Tarsi
Hurmali, pimpinan Ayo Indonesia, dalam
situasi informal pada awal Maret 2010. Pa Tarsi menyampaikan bahwa ide itu
sudah berkali-kali dibahas dan telah ada Staf yang dipercayakan untuk
memulainya jauh sebelum saya memfasilitasi Evaluasi tahun 2007. Hasilnya belum
jadi juga karena mungkin belum serius dalam pelaksanaannya. Pernyataan pa Tarsi ini seakan mendorong saya
untuk mengatakan saya bisa memulainya pa Tarsi yang penting diberi kuasa untuk
itu. Tapi saya tidak mengungkapkannya karena soal perasaan sebagai orang baru
di Yayasan Ayo Indonesia. Dengan penuh keyakinan akan kebenaran pernyataan pa
Tarsi itu, saya menyampaikan pokok puikiran seputar kekuatan
dan potensi yang ada pada Yayasan Ayo Indonesia untuk memulai Kopdit ini.
Dengan sedikit politis saya menyampaikan kepada pa Tarsi mungkin baik kalau hal
ini didiskusikan kembali bersama teman-teman Staf Ayo. Saya akan sharingkan
pengalaman saya di IKAMALA kalau pertemuan itu terjadi. Kepada pa Tarsi saat
itu saya menyampaikan keseriusan saya kalau saja saya diberi kesempatan untuk
memulai gerakan Kopdit dalam wadah Yayasan
Ayo Indonesia.
Suatu rahmat dan berkat bagi
saya bahwa pa Tarsi memberikan kesempatan untuk mempresentasikan gagasan ini
dalam Rapat Staf Yayasan Ayo Indonesia pada akhir Maret 2010. Waktu yang diberikan hanya satu jam awalnya ternyata diberikan lagi satu
hari berikutnya untuk menjelaskan hal teknis bagaimana memulai dalam Spritualitas
Yayasan Ayo Indonesia dengan tujuan awal menguatkan UBSP yang telah ada. Akhir
presentasi ini seluruh Staf Yayasan Ayo
Indonesia bersepakat untu segera mendirikan sebuah Koperasi sebagai bagian dari
Strategi Pemberdayaan kelompok Dampingan Yayasan Ayo Indonesia. Pendirian Koperasi ini direncankan terjadi
pada saat RAT Kospin Ayo Indonesia bulan
April 2010. Sekali lagi Forum rapat Staf
memandatkan saya untuk mempersiapkan segala hal dan final sebelum RAT Kospin
Ayo berlangsung. Saya ingat waktunya dalam tempo 17 hari. Saya mulai menyusun
rancangan, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan tahun awal
pendirian dan lain sebagainya. Tuhan selalu membimbing kemauan baik setiap
orang apalagi kemauan banyak orang yang tergabung dalam wadah pelayanan seperti
Yayasan Ayo Indonesia. Semua hal saya selesaikan sesuai dengan waktu yang
diberikan yakni pada tanggal 17 April 2010.
Koperasi ini Namanya AMAN.
Jujur saya akui, di antara
berbagai persiapan yang dipercayakan Staf Yayasan Ayo Indonesia, soal “Nama”
adalah persiapan yang paling sulit dan membutuhkan permenungan khusus.
Spiritualitas, identitas, kejiwaaan, aktualisasi diri dan obsesi bertarung
dalam menenutkan nama. Tanggal 15 Maret 2010 dalam sebuah permenungan “apa arti
sebuah nama” saya mulai menggoreskan beberapa akronim untuk nama kopdit ini.
Beberapa nama sempat berperang dalam batin dan pikiran saya, namun pada
akhirnya saya memutuskan satu di antara nama yang sempat diorek pada kertas HVS
saat itu dalah “AMAN” dari kata ajakan “Ayo Mandiri”
Nama ini bukan tanpa beban dan
pergulatan batin karena pernah ada nama yang persis sama dalam dunia pergerakan
rakyat di Flores beberapa tahun silam yang difasilitasi LSM advokasi saat itu.
AMAN : Alianasi Masyarakat Adat Nasional.
Namun tetap hati saya memutuskan untuk menamakan kopdit ini “AMAN”.
Saya pun menyususn beberapa argumen untuk mempertahankan nama ini kalau
didiskusikan bersama dengan Staf Ayo.
Pertama, kata Ayo
adalah identitas Yayasan Ayo Indonesia. Mandiri adalah inti perjuangan Yayasan
Ayo Indonesia di tengah masyarakat pedesaan di mana ia bekerja. AMAN adalah
tujuan bersama semua umat manusia di bawah kolong langit ini. Koperasi atau
lembaga apa saja hanyalah sebuah tempat atau wadah dimana orang mewujudkan
dirinya sebagai manusia. Rasa AMAN adalah tujuan semua orang yang tergabung
dalam sebuah wadah. Kemandirian dalam kebersamaan adalah pilihan orang melalui
wadah di mana ia mengikatkan diri. Atas
dasar filosofi inilah saya sekali lagi memutuskan memakai nama AMAN untuk
Koperasi ini.
Kedua, pertimbangan sosial. Jujur
saya katakan saya ingin memperkenalkan diri kepada masyarakat Manggarai sebagai
salah seorang penggerak Koperasi Kredit yang berpengalaman bertahun tahun di
kabupaten lain. Namun sebagai orang baru tentu akan banyak kesulitan kalau
memulai seorang diri dan tanpa berada dalam lembaga yang terkenal. Ayo
Indonesia adalah tempat yang sungguh strategis bagi saya untuk memperkenalkan
diri karena lembaga ini sudah lama terkenal di Manggarai. Andaikata Forum saat
itu mempertanyakan nama ini pasti alasan ini tidak saya kemukakan. Karena ini
alasan kemanusiaan saya yang sangat pribadi. Tentu tulisan ini adalah sebuah
pengumuman yang wajar diungkapkan saat ini karena saya telah membuktikannya.
SMS dan pembabtisan AMAN, ....
Pergulatan dalam batin soal nama
didamaikan oleh alarn HP di samping
laptop saya dimana saya menuangkan semua gagasan persiapan Koperasi ini. Seakan
terjadi gencatan senjata dalam pergolakan batin soal nama ini. Saya mengangkat
HP, membukanya dan satu pesan masuk. “Mat malam Kae,..sedang apa...” terbaca tulisan SMS tersebut dari Pa Fidelis
Wandur, yang dikirimnya untuk pertama kali bagi saya di malam yang jauh seperti
saat itu. Biasanya ia tidak pernah kirim jauh malam karena pada saat itu jam
telah menjukkan 21.54 menit. Dengan penuh semangat saya langsung balas’ “malam
juga Ite,... sedang merumuskan nama kopdit yang akan kita dirikan... saya
menamakannya Kopdit AMAN e.. “Ayo Mandiri”. Dengan segera saya kirim balas ke
pa Fidelis. Tidak lama berselang bunyi alarn terulang kembali, “Mantap
kae....” tulisannya pendek. Dan.... bagi
saya inilah kekuatan saya untuk sekali lagi mengatasi pergolakan batin
membulatkan tekat namanya kopdit ini AMAN. SMS pa Fidelis mengakhiri semua
pergulatan batin dan seakan pembabtisan “AMAN” menjadi nama Koperasi yang akan
didirikan.
Deklarasi Kopdit AMAN : 19 April
2010.
Saya yakin sekali persiapan yang
baik, entah apa saja termasuk mempresentasikan gagasan pada sebuh forum dengan
berbagai varisasi pikiran memungkinkan kita untuk percaya diri bahwa segala hal
yang akan terjadi berhasil dengan baik kita lewatkan dan tujuan kita tercapai.
Dengan sejumlah rancangan yang penuh keseriusan saya meyakinkan diri bahwa
semua peserta Lokakarya dalam forum RAT Kospin Ayo akan menerima rancangan yang
saya buat dengan beberapa koreksi kritis sesuai dengan kondisi dampingan Ayo
Indonesia.
Lokakarya pembahasan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan tahun awal pendirian Kopdit AMAN
terjadi pada tanggal 17 s/d 18 April 2010 bertempat di Kantor II Yayasan Ayo
Indonesia Depan Radio Lumen Wae Palo Ruteng. Lokakaya diawali dengan RAT Kospin
Ayo Indonesia sekaligus pembubaran Kospin Ayo Indonesia.
Semua Staf Ayo serius dan kritis
mengikuti pembahasan rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan Kopdit AMAN yang draftnya telah saya siapkan. Hasil penyempurnaan
draft ini langsung ditetapakn sebagai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Kopdit AMAN sebagai pendasaran legalitas
pendiriannya yang dideklarasikan pada tanggal 19 April 2010.
Anggota awal adalah anggota
Kospin Ayo Indonesia sebagai pendiri, sementara saya sendiri sebagai
fasilitator walaupun bukan anggota Kospin Ayo juga menjadi pendiri pada saat
itu. Kepengurusan langsung dipilih dan langsung mengusulkan diri ke forum
sebagai pelaksana atau manager. Seluruh
kelengkapan administrasi pendirian diselesaikan dan ditandatangani
bersama-sama.
Tanggal 19 April 2010 menjadi
hari bersejarah dalam kopdit AMAN. yang adalah Kopditnya rakyat Manggarai
berbasis pedesaan dalam semangat kemandirian dampingan Yayasan Ayo Indonesia.
§ Fransiskus Kalis Laja,S.Fil
§ Ketua Koperasi Kredit “WESA WELA”
Koperasi/UBSP Staf Yayasan Wahana
Mandiri (WTM)- paga Maumere, Juni 1996 – Desember 1998.
§ Fasilitator Pelatihan Managemen Keuangan Koperasi kredit : Pada
Yayasan WTM – Paga pada tahun 1996 s/d 1999.
§ Sekretaris Pengurus Kopdit IKAMALA- Larantuka : Maret 1999 s/d
Februari 2004.
§ Ketua Pengawas Kopdit IKAMALA : Maret
2004 s/d Februari 2006.
§ Ketua pengawas Kopdit IKAMALA :
Maret 2006 s/d Februari 2009.
§ Fasilitator Pelatihan Managemen Keuangan Koperasi Kredit pada Yayasan
SATUNAMA – Larantuka : 1999 s/d 2006.
§ Kabid Pengembangan Organisasi DEKOPINDA Kab. Flotim : 2004 s/d 2009.
§ Konsultan managemn pengembangan Koperasi Kredit di Pedesaan Kabuapten Flores Timur : 2006 s/d 2009.
§ Konsultan Managemen Pengembangan Koperasi Pesisir Dinas Kelautan
Kabupaten Flores Timur tahun 2007 s/d 2008
§ Manager Koperasi Kredit AYO MANDIRI : 2010 sampai sekarang.
2 komentar:
Tulisan ini dibuat pada bulan Maret 2012 dimana semua Staf Yayasan Ayo Indonesi diwajibkan untuk menulis pengalaman apa saja dalam keberadaan dalam Yayasan.
mantap.....boz, selamat beraktivitas
Posting Komentar