Rabu, 04 Desember 2013

MERINDUKAN DIRIMU

Hening hatiku merayu
Bening matamu menyatu
Melilit rinduku menggunung
Berteduh di hatimu
membalut kegelisahan menyendiri

Yang tinggal Cuma angan melangit
Hati terbebas dari keterpasungan
Merindukan dirimu
Dimalam yang jauh
.......(Ruteng, 29 Nov. 2013)

DESEMBERKU TANPA KELABU



Kusampai juga di gerbang Desember
Akhir selusin purnama berlalu
Memahat jejak  sepanjang tapak-tapak  Ziarah
Melukis wajah pada buah-buah karya
Merenda jiwa pada bibir-bibir tersenyum

Bersama rintik-rintik hujan menetes
Kutabur bulir-bulir benih harapan baru
Pada ladang juang membentang
Antara hatiku ...hatimu

Bersama alunan nada berkumandang
Kutebarkan seberkas angan melambung
Kupundakan seberkas keberanian
Kugendong seonggokan kemampuan
Kumekarkan seulas senyum kepastian
Langkahku kan pasti takan gontai

Desemberku kan berlalu tanpa kelabu
Cintamu kugapai .....tak akan gadai
Hatiku ..hatimu, terpaut tanpa ragu
Kasihku..kasihmu menyatu
Dibilik bambu lereng bukit

Rabu, 20 November 2013

MALAM DINGIN



Dinginnya malam ini
Melilit jemari menari di atas deretan aksara
Terus memahat kisah
Pada tonggak-tonggak terpanjang
Antara lalu dan nanti

Dinginnya malam ini
Hangat melingkar tubuh yang tegap bersimpuh
Pada bangku tua sudut kamar
Merenda rindu melangit
Menggenggam cahaya bintang

Dinginnya malam ini
Erat merangkul hati yang galau
Bertanya pada malam bisu
Bungkam sejuta jawaban teraih
Terpantul dalam kesendirian memagut

Dinginnya malam ini
Memanggilku kembali
Tuk terus melukis wajah
Dengan kanfas yang terpampang menantang
Terus menjejak di lereng bukit

Jumat, 08 November 2013

ZIARAH





Ziarah ini
Adalah bulir-bulir  impian yang terus  melangit
Terpatri pada gelora jiwa yang terus berkelana
Terpahat pada dinding  tapak yang terus melangkah
Terpantul dalam sinar mata yang pesona

Ziarah ini
Adalah lukisan kisah anak petualang
Berpacu dalam waktu yang datang dan pergi
Beradu dalam  kesempatan yang menghimpit
Berlari mengejar batas yang tak pernah sampai

Ziarah ini
Adalah  untaian bibir berujud
Dalam guman  senja menjelang malam
Dalam  nyanyian subuh menjelang fajar

Ziarah ini
Adalah  perjalanan menuju diri
Tertambat jangkar niat
Selagi berlabuh di tepi samudera kehidupan
Sebelum lepas dalam gelombang harapan yang tersekat.

(Lereng bukit, 08 November 2013)

Jumat, 01 November 2013

SEPINYA MALAM INI

Sepinya malam ini
Membalut luka rindu yang kian perih
Sendirinya rasa ini
Memagut hati yang kian melambung
Sumbangnya siul ini
Menelan nyanyian jiwa yang kian menggelisah

Yang kugapai
Cuma keeping-keping harapan yeng tercecer
Yang kupandang
Cuma lambaian samar di seberang pulau
Yang kudengar
Cuma deburan ombak pias menerpa bibir pantai
Yang tertinggal
Cuma seonggokan ranting janji
Tuk nyalakan api cinta
Menghagatkan guratan tapak gontai
Yang terus melangkah
Menuju kaki langit
 

Senin, 22 Juli 2013

KEKASIH JAUH DI PULAU



Sepi membaring ku dalam kesendirian
Pasrah beralaskan  tikar dalam bilik bambu
Jari jemari erat menyatu menopang kepala
Terkulai lemas menatap langit-langit angan terus bertanya
Memantul jawban bisu  terus melilit

Helaan napas seakan melepas asa
Larut dalam angan yang kian melambung
Meretas batas menerobos penghalang
Melaju  di atas pucuk-pucuk gelombang
Menggapai pulau mu pulau ku.

Kau kekasihku di seberang pulau
Pernahkah kau rasakan sepi ini
Pernahkah kau rasakan rindu ini
Pernahkan kau lambungkan angan
Pernahkan kau terus bertanya, dengan seribu jawaban membisu.

Kau kekasihku yang di sana
Jangan kau rasakan yang kualami
Tak tega kutemukan dirimu dalam bilik yang sepi
Tak rela kudapatkan sinar matamu yang sayu
Tak lepas kueratkan kasihku padamu
Walau terus bergulat
Dalam sepi yang melilit jiwa
Menggetir kerinduan
Menatap wajahmu dari mata ke mata

Rabu, 17 Juli 2013

DERAP ZIARAH



Derap-derap langkah gontai pasti.
Mendaki lembah menuruni bukit
Meliuk lereng mengapit ngarai
Sejenak
Meraih puing-puing akar tersisa
Menopang semangat terus berjalan

Desau  angin menerpa pucuk-pucuk rimbun
Seakan menelan helaan napas yang terengah
Membasuh lelehan keringat terkuras
Menyejuk kepanasan yang melilit

Gemercik air mengalir bening di kaki bukit
Merayuku duduk di pinggir kali
Memandang riak-riak mengalir di celah-celah batu
Jernih sebening sinar mata yang terus memanah
Menikam jiwa yang terus berkobar
Menggapai puncak tertuju

Dalam kicauan burung menggema
Nada-nada rimba memantul merdu
Mengundang nyanyian hati gurat menyahut
Lirikan alam lestari terpatri

Berdendang tapak-tapak terukir
Ziarahku sampai
Menjelang fajar merekah
Menyinari wajah-wajah
Pengobat Rindu
Penghuni istana lembah keemasan budaya

Wae Rebo : 12 juli 2013