Minggu, 27 September 2015

GALAU

Entah untuk berapa kali sudah
Kugoreskan pena ini
Pada selembar kesendirian
Melukis wajah yang enggan tersenyum
Merangkai kata yang tak beralamat

Entah untuk berapa kali sudah
Kududuk di bangku tua ini
Memandang jauh entah membidik apa
Sebentar menengadah entah untuk apa
Menarik napas panjang
Melapas seketika entah penyesalan apa

Entah untuk berapa kali sudah
Galau ini memagut jiwa
Terpasung dalam kegetiran
Terpenjara dalam gundah gulana
Kasih tak teraih.

Senin, 14 September 2015

REMANGNYA SENJA

Remanganya senja ini
Langkahku gontai
Menjemput kerinduan yang menggelisah
Di Pantai kita duduk berdua
Sama memandang lautan yang merona
Menggulung ombak dengan pucuk-pucuk keemasan
Memantul mentari diuufuk barat


Remangnya senja ini
Hatiku pun resah mengenang
Candamu manja
Sambil meraih tanganku
Tuk menulis sepengal kata di atas pasir
Dan....

Remangnya pantai ini
Seakan memanggil aku menyendiri
Pasrah menitip kegelisahan
Pada lautan yang tebentang
Antara pantaimu pantaiku

Dan tanganku tak teraih
Untuk menulis sendiri
Sepatah kata rindu
Pada pasir putihnya hatiku
Yang setia menunggumu di sini

SEPI DALAM KERUMUNAN KOTA

Di tengah keramaian kota ini
Aku berjalan sendiri
Mencari dirimu
Di antara kerumunan wajah

Di tengah keramaian kota ini
Kurasakan sepinya hati
Tanpa denganmu
Di antara gelak tawa yang terlepas

Di tengah keramaian kota ini
Kurasakan dinginya malam
Tanpa genggaman tanganmu
Di antara himpitan desakan

Di tengah keramaian kota ini
Aku mencarimu
Walau kutahu
Kau tak mungkin hadir

SATU PURNAMA BERLALU

Satu purnama berlalu pergi
Membawa diriku jauh
Dari senyuman keceriaan
Dari semangat yang menggelora
Dari langkah yang terus berpacu

Satu purnama berlalu pergi
Merenggut kebebasan jiwa
Terpasung dalam kegalauan
Terpenjara dalam kegetiran
Terperosok dalam kebimbangan penyesalan

Kini Purnama baru hadir kembali
Akankah kembali menghadirkan diriku
Dalam sejumput harapan yang pasti
Dalam kebebasan jiwa yang terpenjara
Dalam ketegapan langkah untuk menjemput
Secerah keceriaan yang kembali bersinar

Satu purnama
Berlalu pergi
untuk diriku
Hadir kembali
entah untuk siapa

VIVA

Beribu langkah kuberjalan
Melintas ziarah tak berbatas
Menyeberang waktu dulu dan kini
Menggapai akan kelana tak henti
Menggenggam musim datang dan pergi
Lantas kau mengajak
berhenti sejenak
Menoleh ladang berseminya cinta
Di bawah pohon Kihujan
Di atas rumput pancasila
Janji kita sama mengucap
Menabur Kesetiaan
Mulia sepanjang Ziarah
(Goresan untuk Almamaterku Seminari Kisol dalam HUT ke-60, 08 September 2015)