Selasa, 27 September 2016

KENANGAN

Dalam sepinya malam ini
Kutulis puisi ini
Menyatu dalam kenangan
Seakan menjadi lautan kisah
Yang mulai berlayar bersama jiwaku

Tuk pulang kembali
Dalam indahnya tawa
Dan beningya air mata
Terlukis dalam kenangan abadi
Seabadi rindu yang menggetir
Lereng bukit, Selasa 27 September 2016

SELAMAT PAGI MENTARI


Kicau burung pagi ini
Membangunkanku tuk bangkit berdiri
Membuka jendela kamar
Menyambut gadis kecilku 


Yang datang bersama cahaya
Memancar abadinya cinta
Menyapa
Menggandengku pergi

Di Lereng bukit
Terus merayuku
Tuk memandang jauh
Sejauh mata memandang
Dan
Menyelam dalam
Sedalam lubuk hati yang menyimpan rasa

Lantas Mesrah
Menarik tanganku
Tuk erat menggemngam
Sama menyapa
Selamat pagi Mentari.

Kamis, 22 September 2016

KAU PASTI TAHU




Aku tak mesti bernyanyi
Karena yakin kau dengar suara hatiku
Tak mesti  kulukiskan rasa sayang

Karena terlihat  ketulusanku


Tak akan kutulis keping-keping kerinduan
Karena  kau tahu penantianku abadi
Dan tak akan ada di sampingmu
Walau sampai bumi tak bermentari

Guratan kata ini kurangkai
Tuk mengagum
Beningnya telaga di matamu
Memantul sinar keemasan di pagi hari
Membangunkan jiwaku yang terlelap
Tuk bangkit dan kembali
Berjalan tegap

(Gubuk Bambu Lereng Bukit : 22 Sept.2016)

Minggu, 18 September 2016

IKLAS

Aku kumampu
Menulis kata iklas
Pada gapura hati
menghantarmu
tanpa air mata.
dan kau
jangan ada air mata.
Tetaplah mutiara!!!!

Senin, 05 September 2016

DAN KAU LUPA

Gontai jiwaku memapah menahan perih
Melukis wajah pada hamaparan pasir
di bibir pantai lautan Ziarah
mengukir.
Sepenggal syair kesetiaan
bersanding sinar mata yang mengintip dalam diam

Lantas siagamu merampas
Memekikan kepahlawanan
Kemenangan dengan tangan bersih
dan lupa
Membalut luka dan darah tercurah
Dari tanganku yang terus memahat