Rabu, 20 November 2013

MALAM DINGIN



Dinginnya malam ini
Melilit jemari menari di atas deretan aksara
Terus memahat kisah
Pada tonggak-tonggak terpanjang
Antara lalu dan nanti

Dinginnya malam ini
Hangat melingkar tubuh yang tegap bersimpuh
Pada bangku tua sudut kamar
Merenda rindu melangit
Menggenggam cahaya bintang

Dinginnya malam ini
Erat merangkul hati yang galau
Bertanya pada malam bisu
Bungkam sejuta jawaban teraih
Terpantul dalam kesendirian memagut

Dinginnya malam ini
Memanggilku kembali
Tuk terus melukis wajah
Dengan kanfas yang terpampang menantang
Terus menjejak di lereng bukit

Jumat, 08 November 2013

ZIARAH





Ziarah ini
Adalah bulir-bulir  impian yang terus  melangit
Terpatri pada gelora jiwa yang terus berkelana
Terpahat pada dinding  tapak yang terus melangkah
Terpantul dalam sinar mata yang pesona

Ziarah ini
Adalah lukisan kisah anak petualang
Berpacu dalam waktu yang datang dan pergi
Beradu dalam  kesempatan yang menghimpit
Berlari mengejar batas yang tak pernah sampai

Ziarah ini
Adalah  untaian bibir berujud
Dalam guman  senja menjelang malam
Dalam  nyanyian subuh menjelang fajar

Ziarah ini
Adalah  perjalanan menuju diri
Tertambat jangkar niat
Selagi berlabuh di tepi samudera kehidupan
Sebelum lepas dalam gelombang harapan yang tersekat.

(Lereng bukit, 08 November 2013)

Jumat, 01 November 2013

SEPINYA MALAM INI

Sepinya malam ini
Membalut luka rindu yang kian perih
Sendirinya rasa ini
Memagut hati yang kian melambung
Sumbangnya siul ini
Menelan nyanyian jiwa yang kian menggelisah

Yang kugapai
Cuma keeping-keping harapan yeng tercecer
Yang kupandang
Cuma lambaian samar di seberang pulau
Yang kudengar
Cuma deburan ombak pias menerpa bibir pantai
Yang tertinggal
Cuma seonggokan ranting janji
Tuk nyalakan api cinta
Menghagatkan guratan tapak gontai
Yang terus melangkah
Menuju kaki langit