Rabu, 26 Februari 2014

TAK RELA



Kau,
Nyanyian jiwaku yang jauh di sana
Haruskah kuhitung  berjuta rindu
Telah  kualamatkan
Harus kembali kuabadikan beribu resah
Mata hati ini tak rela memandang
sinar matamu yang sayu

Kau
nyanyian jiwaku yang dekat di hati
Pernahkan kau tahu debaran hati ini
Yang tak menentu
Kala tak memandang bibirmu tersenyum

Kau
Nanyian jiwaku yang terus melantun
Pernahkah kau tahu nada laguku
Adalah nanda-nada curahan hati
Menyirami sekutum bunga
Bunga cintaku padamu

Senin, 24 Februari 2014

DI MALAM YANG JAUH



kasih
aku masih di sini
nyenyak dalam kekusyukan di  bangku ini
bermimpi dengan jari menggelitik setiap aksara
melukis wajahmu pada lembar-lembar tercetak
membelai rambutmu dengan hembusan angin malam terasa
mengecup keningmu dengan percikan embun menetes

kasih aku masih di sini
di malam yang jauh
merangkai nada-nada cinta kita
dalam bait syair lagu yang kian merdu
menggema dalam guratan tak lelah

aku masih di sini
menemani tidurmu
dalam mimpi yang terus merajut
berkelana sepanjang hasrat
merangkai setangkai kembang
yang kusematkan padamu
esok hari

(mat bermimpi all..)

Sabtu, 22 Februari 2014

UNTUKMU YANG BER-HUT

Di hari ini
Kubingkai namamu dalam lukisan nan indah
Tersenyum menghiasi dinding hati
Membangkiktan angan melambung
Menggapai wajah tak lagi bayang
Mengisi waktu yang terus datang dan pergi

Hari ini , hanya untukmu
Haruskan aku hadir di sana
Berduaan tersenyum saling memandang
Sembari mengetuk kedalaman jiwa
Membangkitkan niat tuk mampu mengucap jujur
Tangkai jiwakujatuh dalam genggaman hatimu

Hari ini, puisiku untukmu
Tentang rasa yang pelan menerpa
Tentang bisikan hati yang lembut tak terdengar
Tentang rindu yang mengurat jiwa
Tentang angan yang terus berekelana
Yah tentang dirimu, diriku

Hari ini, harimu
Kukuirimkan puisi yang tertulis dengan pena cinta
Dan kubacakan dengan suara lantang
Mengalir dalam hembusan napas tidurmu yang lelap
Merayu dalam mimpi mesrah
Erat menggenggam tanganmu yang terbuka

Kau yang , memiliki hari ini
Bangunlah
Terimalah bingkisan ini
Genggamlan bait-bait puisi ini
Yang hanya untukmu

MALAM TERUS MERAYU



Malam ini
Mengapa seperti malam yang berlalu
Dan haruskah sama dengan yang akan hadir
Kulalui dengan hati gundah gulana
Berselimutkan resah merajam sukma

Malam ini
Mengapa angan terus melayang
Haruskah ziarah terus berkelana  tak bertepi
Dan kubawa dalam  damba yang merana

Malam ini
Mengapa  hatimu seperti  yang berlalu
Dan haruskah diriku terus beradu
Dalam sinar mata yang syahdu
Terus merayu
Tak pernah kau tahu.

Minggu, 16 Februari 2014

PERJALANAN INI

Perjalanan ini
Adalah ziarah cinta nan  abadi
Dalam pekatnya kabut menantang pandang
Dalam derasnya hujan tercurah menerpa
Dalam pekatnya malam melilit kesendirian

Perjalanan ini
Adalah pertarungan jiwa merebut kemenangan
Memeluk seonggokan kesetiaan menanti
Membingkai seuntaian harapan yang terus bernyala
Memantul bisikan kalbu pasti teraih
Dekapan kasih yang terus mengalir

Kabut ini pekat menentang
Hujan ini deras menerjang
Angin ini kencang menerpa
Dingin ini tajam menerobos
Kesendirian lilit memasung

Tak akan bendung langkahku terus menapak
Taka akan surut gelora jiwaku terus bertarung
Taka aka gentar semangatku terus berkobar
Tak akan memudar sinar cinta yang terus benderang

Pada kabut yang pekat menentang
Kulihat lambaian cintamu membelah
Menuntun mersah langkahku mengayun
Pada curahan hujan yang menerjang
Kurasakan teduhan kesetiaanmu memayung
Pada sela-sela angin yang menerjang
Kudengar pekikan dukunganmu menggelegar
Dalam dingin yang tajam menerobos
Kurasakan dekapan kemesraanmu menghangat
Dalam kesendirian yang memasung
Kurasakan tanganmu hatimu mesrah memegang pundak
Berbisik tak pernah jauh dariku

Perjalanan ini
Menuju dirimu,....dirimu
Satu dalam Juang
Merebut medali cinta nan abadi
Mengalung sepanjang Ziarah

(Kisah Perjalanan Watu Lanur-Ruteng, 14  Februari 2014)